Sayuran Mentah vs Sayuran yang Dimasak: Mana Lebih Sehat?

Bagi kebanyakan orang yang tidak terlalu suka dengan rasa pekat sayuran mentah tentu akan memilih menyantapnya saat sudah dimasak. Namun ada juga yang suka rasa segar dan sensasi ‘kriuk-kriuk’ sayuran yang masih mentah.

 

Nah, jika dilihat dari sisi kesehatannya, mana yang lebih baik: sayuran yang dimakan mentah atau dimasak ya?

 

Rupanya, sejumlah sayuran ada yang sebaiknya disantap ketika masih segar dan ada pula yang harus direbus terlebih dulu. Mengonsumsi sayuran segar memang baik bagi tubuh, terutama karena kandungan nutrisinya masih tinggi. Namun ada kalanya sayuran yang dimasak terlebih dulu lebih baik bagi sistem pencernaan. Malahan terkadang mendongkrak nilai nutrisi dari sayur tersebut.

 

Cari Tahu Daftar Sayuran Mentah vs Sayuran yang Dimasak

Sejalan dengan penelitian yang dipublikasikan dalam British Journal of Nutrition, menunjukkan bahwa mereka yang menjalani diet ketat makanan mentah memiliki kadar likopen di bawah rata-rata. Likopen adalah antioksidan yang memberi warna merah pada sejumlah buah dan sayur. Selain itu, likopen memiliki bahan anti-kanker poten dan penurun kolesterol.

 

Yuk, temukan mana sayuran yang lebih baik dimakan mentah dan mana yang sebaiknya dimasak!

 

Bayam: Masak dulu sebelum disantap

Bayam termasuk sayur yang kaya kalsium. Tetapi bayam juga tinggi oksalat, yang bisa menghambat aksesibilitas kalsium. Untungnya, proses memasak dapat mengurangi kadar oksalat tersebut dan di sisi lain meningkatkan kandungan lutein. Setengah cangkir bayam yang sudah dimasak mengandung 6,3 mg lutein, sedangkan secangkir bayam mentah hanya mengandung 3,6 mg.

 

Brokoli: Santap mentah atau dikukus sebentar

Menurut penelitian, brokoli mengandung sulforafane, bahan kimia yang berfungsi sebagai antikanker. Sayangnya, proses memasak yang terlalu panas akan menghilangkan bahan kimia tersebut. Panas akan merusak enzim dalam brokoli yang disebut mirosinase.

 

Kubis: Makan mentah atau dimasak sebentar

Studi menunjukkan, perempuan yang mengonsumsi empat porsi atau lebih kol kubis mentah atau yang dimasak sebentar seminggu selama remaja, 72 persen lebih sedikit mengalami kanker payudara dibandingkan dengan yang hanya mengonsumsi satu atau dua porsi seminggu. Konsumsi kol selama dewasa juga memberi efek perlindungan. Sebaiknya pilih kubis ungu ketimbang kol putih karena memiliki aktivitas antioksidan enam kali lebih tinggi daripada yang putih kehijauan.

 

Jagung: Dimasak, kalau bisa agak lama, sebelum dimakan

Penelitian menunjukkan, semakin lama jagung dimasak akan semakin banyak kandungan antioksidannya. Dari 22 persen meningkat setelah 10 menit dipanaskan, dan hingga lebih dari dua kali lipatnya setelah 50 menit pemasakan. Riset juga menunjukkan peningkatan hingga 900 persen setelah jagung dimasak lebih dari 50 menit.

 

Tomat: Santap usai dimasak dengan minyak zaitun

Proses memasak tersebut akan mendongkrak likopen dalam tomat. Para ahli di AS menyebutkan bahwa tomat yang terpapar panas selama dua menit akan melipatgandakan jumlah likopennya. Sementara tomat yang dimasak selama satu jam akan meningkatkan kadar likopennya hingga 164 persen. Tambahan minyak zaitun juga akan memberi manfaat lebih. Penelitian di Melbourne, Australia, menjumpai bahwa minyak zaitun secara nyata meningkatkan jumlah likopen yang diserap selama proses pencernaan. Selain itu sebaiknya kamu tidak menyimpan tomat dalam kulkas. Studi di Selandia Baru menunjukkan tomat yang disimpan pada suhu 25 derajat celsius, setelah 10 hari, mengandung likopen dua kali lebih banyak daripada yang disimpan pada suhu sekitar 7 derajat celsius.

Comments (0)

Leave a comment